Women's Participation in Productive Economic Activities in the Context of Improving the Socio-Economic Status of Fishermen's Communities in Konawe Regency, Southeast Sulawesi Province, Indonesia
Abstract
Women from fishing families act as work partners for men in a nomadic life at sea. After settling down, the women stay idle at home to look after the children and prepare for the family's daily needs. This research aims to analyze the forms of women's participation in productive economic activities in order to improve the socio-economic status of fishing communities. This research was carried out on women from traditional fishing families in coastal villages in Konawe Regency, Southeast Sulawesi Province. The population of this study were all women from traditional fishing families in coastal villages. Next, village sample selection was carried out purposively, with the criteria being that villages had a traditional fishing population, were easily accessible to the research team, in each sub-district. The data collected was then analyzed using descriptive analysis. The research results show that firstly, women from fishing families naturally have productive economic activities in order to improve their socio-economic status. Second, there are basic skills based on the socio-cultural environment that have been developed by female fishermen, namely: making dried fish, smoked fish, making shrimp paste, making crab sticks, making fish floss, and making fish dumplings/nuggets. And third, there are two groups of forms of productive skills based on the socio-cultural environment that are applicable for female fishermen, namely: (1) Skills that have been developed, and (2) new skills that are innovations from outside, but the raw materials are available in the local environment
References
2. Al-Qur’an dan Terjemahnya. (1989). Kementerian Agama Republik Indonesia. Surabaya:
3. Anwar. (2003). Pengembangan Model Pembelajaran Keterampilan Berbasis Sosial Budaya bagi Perempuan Keluarga Nelayan (Studi Perubahan Sosial Melalui Introduksi Teknologi pada Keluarga Nelayan Suku Bajo di Kabupaten Kendari). Bandung: Disertasi Doktor pada PPs Universitas Pendidikan Indonesia.
4. Anwar. (2006). Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Melalui Pelatihan Keterampilan Budi Daya Ikan Laut Dalam Keramba (Kaji Tindak pada Masyarakat Nelayan Suku Bajo di Kecamatan Soropia Kabupaten Kendari Sulawesi Tenggara). Laporan Hasil Penelitian. Kendari: Universitas Haluoleo.
5. Asmin. (2002). “Konsep dan Metode Pembelajaran untuk Orang Dewasa”. Dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Nomor 034. Tahun ke-8 Januari 2002.
6. Berstecher, D. (1985). Education and Rural Development: Issues for Planning and Research. Paris: UNESCO-IIEP.
7. Cluttebuck dan Karnaghan. (2000). The Art of HRD: The Power of Empowerement. New Delhi: Crest Publishing House.
8. Delors, J. (1996). Leraning: The Treasure Within. Paris: UNESCO.
9. Depdikbud. (1999). Konferensi Pendidikan Indonesia Mengatasi Krisis-Menuju Pembaruan. Jakarta: 23-24 Februari 1999. Depdiknas-BAPPENAS, Bank Dunia-Bank Pembangunan Asia.
10. Depdiknas. (2002). Pedoman Umum Pelaksanaan Pendidikan Berbasis Keterampilan Hidup (life skills) Melalui Pendidikan Broad Based Education Dalam Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda. Jakarta: Ditjen PLS dan Pemuda-Depdiknas.
11. Fakih, M. (2002). Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
12. Hasibuan, N. (1999). Kemiskinan Struktural di Indonesia: Menembus ke Lapisan Bawah. Dalam jurnal Studi Indonesia. Nomor 1. Vol-7 Tahun 1999.
13. Idrus, R.B. et al. (1993). Partisipasi Wanita dalam Usaha Mencari Nafkah pada Berbagai Bidang Pekerjaan di Sulawesi Selatan. Lembaga Penelitian Unhas Ujung Pandang. Edisi Mei 1993.
14. Illich, I. (2001). Matinya Gender. Diterjemahkan oleh Omi Intan Naomi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
15. Inkeles, A dan Smith, D.H. (1974) Becoming Modern: Individual Change in Six Developing Countries. Cambridge: Harvard University Press.
16. Istiadah. (1999). Pembagian Kerja Rumah Tangga dalam Islam. Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Gender, Solidaritas Perempuan, The Asia Foundation.
17. Jones, D. (1988). Adult Education and Cultural Development. London: Routledge.
18. Kindervatter, S. (1979). Nonformal Education as an Empowering Process. Massachusetts:
19. Mosse, J.C. (2002). Gender dan Pembangunan. Diterjemahkan oleh: Hartian Silawati. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
20. Qoid, A. et al. (2000). Studi Rekayasa Model Pembinaan Kelompok Masyarakat Nelayan Miskin di Pedesaan Pantai Jawa Timur. Dalam Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Vol.12 No.1 Februari 2000.
21. Saraka. (2002). “Model Pembelajaran Swaarah dalam Pengembangan Sikap Mental Wiraswasta”. Disertasi Doktor pada PPs UPI Bandung, tidak diterbitkan.
22. Soekartawi. (1999). Strategi Mengentas Kemiskinan di Indonesia Melalui IDT. Dalam jurnal Studi Indonesia. Nomor 2. Vol-7 Tahun 1999
23. Srinivasan, L. (1977). Perspectives on Non-formal Adult Learning: Functional Educational Education for Individual, Community and National Development. New York: World Education.
24. Sudjana, D. (2000). Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production.
25. Sudjana, D. et al. (1999). Kaji Tindak Pengembangan Sumber Daya Usia Muda dan Wanita di Wilayah Pembangunan Bandung Raya dalam Memasuki Industrialisasi. Dalam Mimbar Penelitian. No. 26 Juli 1995. p. 55-61.
26. Sugihen, B.T. (1997). Sosiologi Pedesaan (Suatu Pengantar). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
27. Sumodiningrat, G. (1999). Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
28. Suriyani A, S. Saleh, and Akhmad. 2023. Capacity Building Empowerment of Weaver Groups Through Weaving Business Innovation at the Ikat Jata Kapa Weaving Center in Sikka Regency, East Nusa Tenggara Province, Indonesia, Indonesia. European Journal of Development Studies. Vol 3 Issue 2 pp.59-68.
29. Tampubolon, M. (2002). Problematika dan Prospek Pengembangan Masyarakat Desa Ditinjau dari Segi Pendidikan Nonformal. Dalam jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Nomor 039. Tahun ke-8
30. Trisnamansyah, S. (1984). Pengaruh Motif Berafiliasi, Keterbukaan Berkomunikasi, Persepsi dan Status Sosial Ekonomi Terhadap Perilaku Modern Petani (Studi terhadap warga kelompok tani peserta penyuluhan pertanian sebagai bentuk pendidikan luar sekolah di Pedesaan Jawa Barat). Disertasi Doktor pada FPs IKIP Bandung: tidak diterbitkan.
31. Umar, N. (1999). Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Paramadina.
32. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, Dan Petambak Garam. Jakarta: Sekretariat Negara RI.
33. Undang-Undang Nomor. 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan. Jakarta: Sekretariat Negara RI.
34. Usman, S. (1998). Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
35. Wood, J.T. (1994). Gendered Lives: Communication, Gender, and Culture. Belmont, California: Wadsworth Publishing Company.
36. Yacub, M. (2000). Suatu Opini Mengenai Reformasi Sistem Pendidikan Nasional. Dalam jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Nomor 037...
37. Zahara, T., Dj. (2002). Perilaku Berwawasan Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan Dilihat dari Keinovatifan dan Pengetahuan tentang Lingkungan. Dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Nomor 036.
38. Zaltman, G. dan Duncam, R. (1977). Strategies for Planned Change. New York: John Wiley & Sons.
Authors
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.